“The Devil’s Mark” (2020) adalah film horor misteri asal Spanyol yang disutradarai oleh Manuel Carballo. Film ini dikenal juga dengan judul “El Marcado del Diablo”. Cerita film ini berkisar pada tema kekuatan gelap dan perburuan supranatural dengan latar abad pertengahan.
Sinopsis
Film ini berlatar belakang pada abad ke-16 di Spanyol, mengikuti kisah Luis (diperankan oleh Alain Hernández), seorang pendeta muda yang ditugaskan untuk menyelidiki serangkaian kejadian aneh di sebuah desa terpencil. Desa tersebut tampaknya dikuasai oleh kekuatan gelap, dan penduduk setempat mulai mempercayai adanya kutukan atau pengaruh iblis yang mengancam mereka. Dalam pencariannya untuk mengungkap kebenaran, Luis berhadapan dengan berbagai misteri dan kekuatan supranatural yang menantang keyakinannya dan keselamatannya.
Ulasan
1. Cerita dan Naskah: Naskah film ini, ditulis oleh Manuel Carballo dan Luiso Berdejo, menawarkan cerita yang menggabungkan elemen horor klasik dengan latar sejarah. Cerita ini berfokus pada tema kutukan dan kekuatan gelap dengan latar abad pertengahan, menciptakan suasana yang mencekam dan menegangkan. Meskipun premisnya memiliki potensi, beberapa kritik menyebutkan bahwa alur cerita bisa terasa lambat dan kadang-kadang membingungkan. Elemen misteri dan horor seringkali dirasakan tidak terlalu berkembang, dan beberapa penonton mungkin merasa bahwa film ini kurang memberikan twist yang memuaskan.
2. Akting: Alain Hernández sebagai Luis memberikan penampilan yang solid dan meyakinkan sebagai pendeta yang terjebak dalam situasi menegangkan. Karakternya menghadapi berbagai konflik batin dan ketakutan, dan Hernández berhasil menyampaikan emosi tersebut dengan baik. Akting para pendukung, termasuk Marta Nieto dan Carmen Ruiz, juga memberikan kontribusi yang baik dalam membangun suasana dan menambah kedalaman cerita.
3. Horor dan Atmosfer: Film ini mencoba menciptakan atmosfer horor yang mencekam dengan menggunakan latar abad pertengahan dan elemen supranatural. Meskipun ada beberapa momen menegangkan dan suasana yang gelap, beberapa kritik merasa bahwa film ini tidak cukup menakutkan atau intens. Efek visual dan penggunaan musik membantu menciptakan suasana yang tepat, tetapi beberapa penonton mungkin merasa bahwa film ini kurang dalam hal ketegangan dan kejutan.
4. Visual dan Sinematografi: Sinematografi film ini, yang dikerjakan oleh David Azcano, mendukung atmosfer gelap dan menegangkan dari cerita. Penggunaan pencahayaan yang redup, lokasi yang suram, dan desain produksi yang detail membantu menciptakan latar belakang yang sesuai dengan tema horor. Meskipun visualnya tidak mencolok, sinematografi secara keseluruhan efektif dalam mendukung suasana film.
5. Penyutradaraan dan Keseluruhan: Manuel Carballo, sebagai sutradara, berusaha menciptakan film horor yang menarik dengan “The Devil’s Mark”. Meskipun film ini berhasil menciptakan suasana dan atmosfer yang mencekam, beberapa kritik menunjukkan bahwa film ini mungkin tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi dalam hal ketegangan dan pengembangan cerita. Penyutradaraannya menjaga film tetap fokus pada tema horor, tetapi beberapa elemen cerita bisa terasa kurang memuaskan.
Kesimpulan: “The Devil’s Mark” adalah film horor yang berusaha mengeksplorasi tema kutukan dan kekuatan gelap dengan latar sejarah abad pertengahan. Dengan penampilan yang solid dari Alain Hernández dan atmosfer horor yang dibangun dengan baik, film ini menawarkan pengalaman yang cukup menegangkan. Namun, beberapa penonton mungkin merasa bahwa film ini kurang dalam hal ketegangan dan kejutan, dengan alur cerita yang kadang terasa lambat. Bagi penggemar horor yang menyukai latar sejarah dan elemen supranatural, film ini masih layak untuk ditonton.